Apa itu Bounce Rate? Definisi dan Cara Mengatasinya!
Table of Contents
Source: Pixabay
Pernahkan Anda mengunjungi salah satu website lalu kemudian secara cepat memilih untuk keluar dari website tersebut tanpa melihat informasi atau mengklik halaman apapun di dalamnya?
Secara sederhana, inilah yang dimaksud dengan apa itu bounce rate!
Lantas, apa yang membuat Anda meninggalkan website tersebut? Apakah penawarannya tidak sesuai? Mengapa Anda memilih untuk keluar daripada menjelajah website tersebut?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, baca artikel ini hingga selesai!
Source: Unsplash
Apa itu Bounce Rate?
Meski Anda telah melihat contoh langsung dari bounce rate di atas, akan sangat disayangkan jika tidak mengerti definisi secara jelas. Jadi apa itu bounce rate? Bounce Rate adalah istilah yang digunakan untuk rasio jumlah kunjungan halaman unik dengan jumlah total kunjungan website. Bounce rate seringkali dijadikan sebagai metrik yang populer dan banyak digunakan dalam analisis digital dan analisis lalu lintas website untuk saat ini.
Kunjungan halaman unik yang dimaksud disini adalah ketika pengunjung masuk pada website Anda tapi tidak mengambil tindakan apapun, seperti menjelajah website atau mengklik tautan. Justru, pengunjung tersebut secara cepat meninggalkan website Anda.
Lalu, apa dampaknya?
Melanjut dari definisi diatas, bounce rate secara tidak langsung memberitahu kualitas website. Artinya, semakin tinggi angka bounce rate, maka kualitas website Anda semakin buruk. Sebaliknya, apabila angkanya rendah, maka website Anda memiliki kualitas yang lebih baik.
Meski demikian, angka bounce rate ini tidak sepenuhnya bisa dijadikan patokan kualitas website. Bounce rate ini berkaitan dengan industri yang Anda geluti. Riset dari Custom Media Labs, menunjukkan bahwa beberapa bisnis memiliki bounce rate yang lebih tinggi.
Misalnya, website toko online dan e-commerce memiliki bounce rate sebesar 20-45%, sedangkan untuk website B2B mencapai 25-55%. Angka ini tidak terlalu besar jika dibandingkan dengan website non e-commerce seperti home page, website blog, kamus online, serta website berita dan acara yang memiliki bounce rate sebesar 60-90%.
Tak hanya itu, Custom Media Labs juga mencatat jenis pengguna yang melakukan bounce rate, dimana pengguna desktop sebesar 42%, tablet 54%, dan pengguna seluler menjadi yang terbesar dengan 58%.
Source: Unsplash
Berapa angka Bounce Rate yang ideal?
Melansir dari RocketFuel Creative Agency, bounce rate yang ideal berada di angka 26-40% dengan 41-55% dianggap sebagai rata-rata. Sementara 56-70% dianggap tidak terlalu buruk, tapi di atas 70% adalah bounce rate yang buruk, terkecuali untuk website berita dan blog.
Faktanya, meski bounce rate berbeda di tiap pasar, menekan angka tersebut adalah pilihan yang sangat tepat untuk website.
Bagaimana Mengatasi Bounce Rate?
Terdapat beberapa cara untuk menurunkan angka bounce rate, antara lain:
Tawarkan Website yang Berkualitas dan Nyaman
Dengan menawarkan pengunjung website yang berkualitas dengan menerapkan SEO mungkin akan membuat pengunjung betah berlama-lama menjelajah website Anda.
Namun, jangan salah, konten yang berkualitas pun harus dibarengi dengan pengoptimalan akses, seperti loading page. Selain itu, Anda juga harus menyesuaikan dengan perilaku pengunjung. Misalnya, jika mayoritas pengunjung mengakses dengan perangkat mobile, maka optimalkan loading page untuk akses mobile.
Dengan demikian, pengunjung dapat dengan mudah menjelajah informasi di website Anda sesuai dengan kebutuhan mereka.
Optimalkan Penempatan Call To Action
Cara selanjutnya adalah dengan mengoptimalkan penempatan Call to Action, ini berkaitan dengan informasi yang diinginkan oleh pengunjung. Sederhananya, pengunjung hanya akan melihat website Anda hanya dalam beberapa detik. Jika baginya menarik mungkin mereka akan scroll, tapi jika tidak mereka akan langsung keluar dari halaman. Bahkan, fitur seperti ‘klik disini untuk melihat informasi lebih lanjut’ atau ‘klik disini untuk menghubungi kami’ pun akan cukup membantu pengunjung.
Oleh sebab itu, penempatan CTA akan sangat berpengaruh untuk menekan angka bounce rate. Tapi, pastikan bahwa Anda telah membuat CTA yang jelas dan jujur agar tidak menciptakan pengalaman yang buruk bagi pengguna.
Lakukan A/B Testing
A/B Testing adalah proses perbandingan dua versi dari sebuah halaman website, email, iklan, atau aset digital lain untuk mengetahui mana yang paling berhasil. Ini bisa menjadi salah satu cara Anda untuk melihat sejauh mana keefektifan website dalam meningkatkan traffic, menurunkan bounce rate, dan lainnya.
Konsultasi dengan Agency Marketing
Berkonsultasi dengan agensi marketing yang mampu menangani masalah bounce rate pada website bisa menjadi salah satu pilihan. Paling tidak, dengan begitu Anda akan tahu seperti apa yang website Anda butuhkan. Ini juga memungkinkan Anda mendapat insight lebih.
Bagaimana Mengatasi Bounce Rate?
Secara sederhana apa itu bounce rate, adalah salah satu masalah website yang umum terjadi. Yaitu ketika pengunjung hanya mengakses website Anda dalam beberapa detik tanpa melakukan kunjungan lainnya.
Jika Anda memiliki masalah bounce rate yang tinggi pada website, konsultasikan pada kami. Pixie Digital, yang merupakan bali digital agency, telah berpengalaman dalam dunia marketing selama lebih dari 8 tahun. Kami akan memberi servis terbaik yang Anda butuhkan.